Perkembangan
emosi pada anak hingga remaja harus diperhatikan oleh orang tua. Pemahaman orang tua terhadap
perkembangan emosi anak akan memberikan motivasi yang kuat dalam mengembangkan
kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk menyikapi
pengetahuan emosional dalam bentuk menerima memahami dan mengelolanya.
Perkembangan kecerdasan emosi harus diperhatikan oleh orang tua untuk
membimbing. Interaksi antara anak dengan orang tua dapat menorong perkembangan
emosi anak secara maksimal.
Interaksi ayah dan anak. |
Orang tua yang
memahami perkembangan emosi anak dapat mengetahui sampai batas mana ia dapat
memberikan arahan sesuai tahap perkembangannya. Anak tidak akan dipaksa untuk
mengerti perasaan emosi jauh dari tahap perkembangan emosinya pada usia itu.
Orang tua juga dapat memberikan stimulus apabila anak sedikit terhambat dalam perkembangan
emosinya.
Perkembangan
emosi anak hingga remaja dapat dibagi menjadi lima tahap. Tahap pertama usia bayi hingga 18
bulan. Tahap kedua usia 18 bulan hingga 3 tahun. Tahap ketiga pada usia 3
hingga 5 tahun. Tahap keempat pada usia 5 hingga 12 tahun. Tahap kelima adalah
usia puber.
Tahap usia bayi hingga 18 bulan
Perkembangan
emosi pada tahap bayi adalah perkembangan kepercayaan diri si bayi yang sedang
menyusu. Kepercayaan diri si bayi akan berkembang melalui interaksi dengan
lingkungannya sehari-hari. Sehingga dapat mengetahui lingkungannya aman dan
familier. Tahap ini akan membentuk rasa percaya diri saat berinteraksi dengan
orang lain.
Bayi pada minggu
ketiga dan keempat akan mulai tersenyum bila ia merasa nyaman dan tenang.
Ekspresi si bayi akan lebih meningkatkan interaksi dengan lingkungannya. Bulan
keenam sampai kedelapan. Bayi akan mulai mengekpresikan emosi gembira terkejut marah dan takut. Bayi ketika masuk bulan ke 12 sampai 15 akan menunjukkan rasa gelisah bayi ketika dihampiri oleh orang asing. Bayi pada umur 18
bulan akan mulai mengamati dan meniru reaksi emosi yang ditunjukkan orang yang
berada disekitarnya.
Tahap usia 18 bulan sampai 3 tahun
Tahap ini akan
membentuk anak untuk mencari aturan dan batasan yang berlaku di lingkungannya.
Ia akan mulai memperhatikan teman seusianya dengan melibatkan sikap solidaritas
atau permusuhan. Anak di bawah dua tahun umumnya belum mampu untuk menggunakan
kata untuk menunjukkan emosinya. Namun ia mulai memahami hubungan ekspresi
wajah dengan emosi dan perasaan yang muncul. Orang tua dapat membantu anak
dalam mengekspresikan emosi dengan kata-kata. Perkembangan emosi berikutnya
pada tahap ini adalah anak akan mulai bisa beradaptasi dengan kegagalan. Ia
akan belajar untuk mengendalikan perilaku dan menguasai diri.
Tahap usia antara 3 sampai 5 tahun
Tahap perkembangan
emosi anak pada usia 3 sampai 5 tahun adalah kemampuan untuk mengambil
inisiatif sendiri. Anak akan mulai untuk belajar mengembangkan keterampilan
sosial. Orang tua harus memperhatikan kemampuan anak dalam berimajinasi yang
terkadang seorang anak seperti memiliki sahabat imajiner atau sahabat yang tidak
nyata. Sahabat imajiner tersebut akan berinteraksi dengan anak dalam menghadapi
tantangan bersama.
Saat masuk bangku
sekolah sahabat imajiner mulai menghilang dan digantikan oleh teman sebayanya.
Tahap ini akan menunjukkan perkembangan emosi anak untuk bercanda dan melucu.
Tantangan yang cukup besar bagi anak pada tahap ini adalah bagaimana si anak
mampu untuk menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan sebayanya. Anak akan
menunjukkan prioritasnya bermain dengan teman sesama jenisnya dan menunjukkan
perkembangan kerjasama diantara mereka.
Baca Juga
Tahap usia 5 sampai 12 tahun
Pada tahap ini
anak akan mempelajari konsep keadilan dan rahasia. Anak akan mulai mampu untuk
menjaga rahasia yang merupakan kemampuan untuk menyembunyikan informasi secara
terarah dan sensitif. Tahap ini bila dilalui secara alami dan sehat akan
membuat keterkaitan yang baik antara anak dengan orang tua. Anak akan mulai
memahami aturan tertentu yang harus dilakukannya untuk masuk dalam kelompok
kerja atau permainan. Namun pemahamannya terhadap keadilan masih tunggul
melihat dari sudut pandangnya.
Tahap Remaja (Puber)
Pada usia 12
tahun ke atas seorang anak akan menghadapi rasa ingin bebas dan merdeka dapat
mengambil pelajaran dari kesalahan yang dilakukan mencari solusi memahami
posisinya dalam lingkungan dan memahami identitas gender. Pengaruh teman
terhadap dirinya bisa sangat kuat.
Perilaku dan
tindakan anak diusia puber bisa berbeda. Perbedaan bisa dipengaruhi oleh
perkembangan fisik dan ototnya. Anak terkadang memperlihatkan perilaku seperti
sudah dewasa. Namun terkadang muncul perilaku masih seperti anak-anak. Pada usia
14 sampai 16 tahun berilah anak tanggungjawab seperti orang dewasa. Anak
diberi kebebasan yang longgar dan kesempatan untuk memilih sendiri.
Anak akan mulai
mampu merencanakan masa depannya. Kritik nasihat dan arahan pihak lain akan
semakin melemah. Namun kemampuan bergaul dengan lingkungan semakin berkembang
dalam menyelesaikan permasalahan.
Kesimpulannya
Peran orang tua
sangat penting dalam melihat perkembangan emosi anak. Perkembangan setiap
tahapan dapat membantu orang tua untuk melakukan sesuatu. Bimbingan dan nasihat
selalu diperlukan agar perkembangan emosi anak akan berkembang ideal sesuai dengan
usianya.
Sekian penjelasan perkembangan emosi anak hingga remaja semoga bermanfaat. Gaya hidup/lifestyle yang baik dan sesuai dengan norma agama akan membawa kebaikan. Jangan lupa untuk ikuti kami dan share artikel ini untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Sekian penjelasan perkembangan emosi anak hingga remaja semoga bermanfaat. Gaya hidup/lifestyle yang baik dan sesuai dengan norma agama akan membawa kebaikan. Jangan lupa untuk ikuti kami dan share artikel ini untuk memberikan manfaat kepada orang lain.